Bulan
suci ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari 11 bulan lainnya.
Bulan Suci Ramadhan sungguh sangat mulia, mulia di awalnya, di
pertengahannya, dan juga di akhirnya.
Awal bulan ramadhan adalah rahmat, pertengaha bulan suci ramadhan
merupakan maghfirah dan akhir bulan suci puasa ramadhan adalah
pembebasan dari api neraka, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam
riwayat Salman Al-Farisi.
Untuk pembebasan dari neraka inilah, agaknya Rasulullah saw
mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan
keluarganya, seperti yang diutarakan Aisyah ra. Apa rahasia perhatian
lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada
dua sebab utama:
Pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan
Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya
atau akhirnya. Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik
umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah
pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana
saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”
Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga
diharapkan, setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu
dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di
sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.
Kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan kuat dugaan
datangnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa saja datang pada
bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt:
“Sesungguhnya Kami telah turunkan Alquran pada malam qadar.” Dan
firmanNya: “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Alquran,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda
-antara yang hak dan yang batil.”
Alquran juga menyebutkan: “Lailatul qadar, adalah malam lebih baik
dari seribu bulan.” Karenanya Rasul berpesan: “Carilah lailatul,
terutama pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir Ramadhan.”
0 comments:
Post a Comment